nusakini.com - Pertanian tidak boleh berhenti, tetap olah tanah, tanam dan penen, itulah pesan yang selalu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursamsi kepada seluruh insan pertanian tidak terkecuali penyuluh pertanian dan para petani. 

Pesan ini tentunya bukan tanpa alasan, ditengah pendemi Covid-19, pangan menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat di seluruh Indonesia bahkan dunia. Guna menjaga ketersediaan pangan, petani dan tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, melakukan aksi Gerakan Pengendalian (Gerdal) untuk salah satu komoditas tanaman pangan, yaitu jagung.

 Penyuluh pertanian, mantri tani, petugas pengendali organisme penggangu tanaman (POPT), tim laboratorium pengamatan hama penyakit (LPHP) Pandaan serta anggota gabungan kelompok tani (gapoktan) Tani Sejahtera bersama-sama melakukan gerdal di hamparan seluas 20 ha milik gapoktan tani sejahtera, Desa Gunungjati.

Memastikan kegiatan pertanian tetap berjalan dengan aman ditengah pendemi, Edi Darmawan dan Wahyu Lis, penyuluh pertanian yang mendampingi memastikan semua menggunakan alat pelindung diri (APD), menjaga jarak selama gerdal berlangsung. Gerdal dilakukan untuk mencegah serangan penyakit bulai jagung dan hama ulat spodoptera frugiperda dengan menggunakan agens hayati, yaitu Trichoderma.

"Tak hanya sebatas melakukan pemberantasan hama penyakit, gerdal dapat menjadi ajang edukasi untuk meningkatkan pengetahuan petani terhadap pengendalian hama penyakit jagung sehingga petani dapat lebih bijak dalam menggunakan pestisida. Kebiasaan petani menggunakan bahan kimia sudah mulai dirubah dengan membiasakan menggunakan agens hayati untuk memproduksi bahan pangan sehat bagi masyarakat." tutur Edi. (Lely)